Senin, 16 Agustus 2010

sudah merdeka atau belum????

16 Agustus 2010
Memang tak mudah belajar dari pengalaman. Bukan yang pertama kali tetapi selalu berakhr sama. Aku bukan orang yang otoriter. Tapi butuh dihargai sedikit saja. Memohon sampai menangis pun tak sedikitpun mampu meluluhkan hati yang keras lalu sebenarnya mengapa tidak ada kemauan untuk bernegosiasi, mengapa tak ada kemauan untuk berembug. Apa memang karena tidak terbiasa untuk berembug? Atau tidak mau? Aku selalu berusaha mengerti semampuku, sebisa-bisa ku, seluluh-luluh hatiku.
Semua sudah kujelaskan. Memang semua yang ku berikan hanya teori, bukan realita, tapi apa salahnya mencoba sedikit buka hati dan membiarkan diri untuk bealajar dari teori. Belajar bareng, sama sama belajar. “semua orang itu guru, alam raya sekolahku” mana realisasinya.. jangan biarkan itu hanya menjadi tulisan iseng di tembok kamar yang setiap detik kita bisa membacanya secara detail dan berulang2. Kita merdeka untuk belajar, mengapa tidak kita sempatkan diri untuk gunakan kemerdekaan kita itu? Jika semua orang adalah guru termasuk kita, maka bisa jadi kita tak butuh lagi untuk belajar dari orang lain. Karena kia dah pinter, dah OKE. Tapi,, lalu siapa yang jadi murid-nya jika semua orang itu guru? Malu dong belajar ke sesama guru.. Atau ganti saja ungkapan itu manjadi “semua orang itu murid, alam raya sekolahku.”
Kita terlatih untuk hidup sendiri. Kini jika dua insan bersatu atap, jangan kita pakai kebiasaan kita hidup sendiri dalam kehidupan satu atap. Kita tidak hidup sendiri, mengapa kita hrus memaksakan untuk berperilaku dan bertradisi hidup sendiri .. skalipun pada dasarnya, kita memang “sendiri” dalam segala hal.
Handuk yang baru saja kita gunakan untuk mengeringkan badan setelah kita mandi terjatuh dari gantungan dan tergeletak di lantai yang kotor . ku”pikir” ini adalah masalah yang sangat besar dalam hidup kita, kira2 solusinya seperti apa? Atau haruskah dicari dulu siapa yang salah? Kalau begitu ya salah kita menggantungkan handuknya kurang pas, “mingklik-mingklik” sehingga 2 menit setelah kita meninggalkan handuk itu, dia terjatuh.., kalau begitu salahnya orang yang memasang gantungan handuk di belakang pintu tersebut siapa tahu kalau yang memasang gantungan itu dulunya adalah seorang monyet maka handuk g bakal jatuh, kalau begitu salah orang yang membikin dan memasang pintu tersebut mengapa dipasang di dinding bukan di atap atau lantai dan seharusnya dipasang horisontal bukan vertical, kalau begitu salah tangannya, handuknya, pintunya, penjual handuknya, salah mandi-nya, salah lantainya.... Ini benar2 masalah berat banget, pusing mikirin masalah jatuhnya handuk ini... kira2 solusinya seperti apa...? atau begini, lebih baik gantungan handuknya dipindah di atas kasur sehingga kalau jatuh ya tidak ke lantai, tapi ke kasur.. umm.. atau, baiknya handuknya tidak digantung tapi dilipat dan dimasukkan lemari pakaian jadi takkan lagi ada kata “handuk jatuh.”. mungkin, handuknya ganti bantal aja, jadi setelah mandi badan dikeringkan pakai bantal. . sbentar...., atau handuk yang jatuh tadi dikasih tulisan “welcome” lalau kita taruh di atas lantai di depan pintu masuk kamar... atau jangan2 bdan kita ini tak perlu dihanduki, jadi g perlu susah2 beli handuk... atau jangan2 kita g perlu mandi.. maslah ini sebaiknya kita rembug besama Pak RT saja, mungkin.. ah pusing ahh.... apa ya solusinya..... ya sudahlah, biar kuambilkan handuk itu dan kupasang lagi di gantungannya..