Sabtu, 09 Oktober 2010

sampah

kemarin adalah hari yang menarik sekali.. menarik dua kali, tiga kali, dll...sumpek banget berkutat di kamar.. yah.. keluar saja cari cari... entah cari apa... yang penting g di kamar.... langit di sebelah barat sangat indah, sore sekitar jam 5.. tak pikir, beruntung bangetr mereka yang hidup di sebelah barat . . . dekat dengan langit indah... ini jogja... masih beruntung aku bisa jalan-jalan di sore yang macet ini... aku melintas di jalan solo, aku kehilangan langit yang merah merekah itu, mereka dimakan gedung2 yang tinggi di jlan solo,,, sialan ,,, haha,,, yang sial siapa ya? aku atau langit itu... pasti langit itu bicara "sialan" juga... sialan seorang cowok ganteng tapi kere itu tidak bisa melihatku merekah di sini... hahaha.... aku sempat berhenti di sebuah jembatan, di seberang museum Afandi... malang sekali nasibku sekian tahun menginjak jogja tapi tak tahu nama sungai itu.. huhuhu..... sungai itu sebagian bersih... sebagian kotor... sempat aku melihat seorang perempuan menyapu halaman rumahnya dengan ceria seolah sedang mengalami kelegaan setelah melunasi hutang... kebetulan rumahnya berada di pinggiran sungai itu.... kebetulan juga perempuan itu tidak mengambil sampah yang baru saja disapu, tetapi pelan pelan menggiringnya masuk ke sungai... betapa senangnya sampah itu melayang-layang di sungai itu... yah,,, gpp lah, mungkin besok masih ada hutang lagi yang harus dilunasi.. lalu.... beberapa detik kemudian aku melihat ke belakang... aku melihat seorang pemuda dengan sepeda motornya yang trendi mengenakan jaket hijau, dengan tas gendongnya yang menurutku berisi buku dan mungkin peralatan kuliah spt laptop atau apa, sambil tersenyum dan tanpa melihat kanan kiri dia mengambil sebuah tas plastik hitam dan menaruhnya di trotoar.. ternyata isi daripada tas plastik tersebut adalah dua glundung kelapa muda... yang sudah bolong, pasti sudah diambil dagingya dan air segarnya.... ... trus aku berbisik dalam dada, mau diapakan itu kelapa muda.... ooohhhh... yakampun... ternyata pemuda tersebut membuang dua sampah kelapa muda tersebut ke sungai dari atas jembatan ini.... wueeeee..... keren ya,,, seakan akan kepalaku ikut terlempar ke sungai itu... hhh... dan kulihat di bawah sana tepat di bawah jembatan itu, seorang bapak tua sedang memakai kayu untuk mengorek ngorek sampah plastik di tengah sungai tersebut.... wow.... untung sampah glindingan kelapa muda tadi tidak mampir ke kepala pak tua itu.. andaikan iya ,,, kan aku bisa bangga menjadi saksi pertama yang melihat peristiwa menarik itu dan bisa buat bahan ngobrol di kos nanti malam...
wah... heran aku sama orang sini... heran... seakan-akan aku juga mau ikut melempar sepeda motorku ke sungai ini... hhhhh... di jaln sepanjang pulang ke kos... aku berpokor-- berpikir-- berpiker.... berpukur.. hhhhhh
bagiku ini parah... ak pikir tadi itu mahasiswa budiman yang sedang mencari inspirasi di jembatan dekat sungai untuk mendapat ide mengerjakan skripsi... eh ternyata buang sampah... apa perlu tulisan "DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI TERUTAMA SAMPAH KELAPA MUDA" begitu ya........ menurutku, dari penampilannya pemuda ganteng itu adalah orang yang berpendidikan.. atau justru karena berpendidikan itu maka harus di beri tulisan larangan buang sampah yaa, ya kan pendidikan identik dengan tulisan, mungkin. mengapa seperti ini budaya sekarang... yah bdaya beberapa orang... toh budaya tidak selalu tentang wayang kulit, jatilan, reog, ketoprak, toh buang sampah juga budaya... pantesan sungai kotor, pantesan selokan mampet, pantesan banyak nyamuk, pantesan banyak penyakit, pantesan udara bau, pantesan pantesan... berarti mungkin bisa jadi benar, suatu ketika jogja bisa banjir... sementara di sisi lain, kendaraan bermotor sangat banyak.... tanah yang kita injak sehari hari ini sekuat apa? jika setiap hari yang menginjak bukan hanya manusia, tapi besi besi sepeda motor yang setiap berangkat kerja pulang kerja dan malam2 menyenangkan dipadati monster besi bernama motor, mobil juga motor. kira kira bisa ambles berapa meter ya stiap tahunnya... wah g ada yang sempat ngukur sih... aku juga g kober... mikir bayar kos aja susah, mana sempat mikir jogja terendam air karena air meluap tanah mendelep.. semoga sampah sampah di buang di tempatnya termasuk sampah smpah yang bertebaran di otak kita.. diberi ruang untuk membuangnya...

2 komentar:

  1. bener itu... sampah itu mmang menjengkelkan... ayo... jangan segan segan mmbri contoh pada sesama penghuni bumi... untuk membuang sampah, mengelola, mengurangi, dan me- me- me- yang lain... yang baik-baik lah... lanjutkan menulis...

    BalasHapus
  2. sory out of contex: iki damar sumber bukan yo?
    oe pie keadaan sumber? aku golek kontak hp mu ra ono... meh ke sana tp yo mencekam!!!!

    hp ku: 081392231119 ^^sory mbubrahke tulisanmu

    alfi

    BalasHapus

Tell me your mind! Silahkan menulis di sini... Monggo...